“Praktisi, pakar tambang, praktisi tambang, ahli hukum, ahli lingkungan, dan lain-lain. Nah dari kajian-kajian yang mendalam yang kita lakukan, tidak sekali dua kali, tapi berkali-kali. Akhirnya Muhammadiyah memutuskan atau memberi isarat lah akan mengambil tambang,” kata dia.
Azrul beralasan Muhammadiyah menerima tambang lantaran saat ini Indonesia masih belum bisa melakukan transisi energi. Ia menilai jika manusia meninggalkan ketergantungannya pada batu bara, maka dunia akan gelap gulita.
Karena itu, ia mengatakan Muhammadiyah akan merencanakan dan memulai proses transisi energi ke depannya seiring proses melakukan pengerjaan tambang.
“Saya selaku Ketua Majlis Lingkungan, sudah merencanakan itu, bagaimana ke depan transisi energi ini harus kita lakukan,” kata dia.
Azrul mengungkapkan alasan lain, Muhammadiyah ingin memberikan contoh baik jika mengelola tambang nantinya. Ia tak ingin nantinya akan muncul tambang-tambang liar dan melakukan pertambangan secara sembrono yang meninggalkan masalah.
Ia mengatakan Muhammadiyah akan menambang dengan program ‘tambang hijau’. Salah satu caranya dengan melakukan restrukturisasi lahan seperti sedia kala jika sudah selesai proses pertambangan.
(rzr/DAL)
[Gambas:Video Suara-News]