“Bahwa lembaga-lembaga di bawah PBNU, yang personelnya ke Israel ini, tak tahu dan tak ada pembicaraan kelembagaan, sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel itu tanggung jawab mereka pribadi dan tak terkait lembaga,” terang Gus Yahya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Samsul Ma’arif memberhentikan Zainul Maarif dari jabatannya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta.
Samsul menjelaskan keputusan itu diambil dalam rapat gabungan Tanfidziyah dan Syuriah PWNU DKI Jakarta.
Tak berselang lama, pada 17 Juli lalu, Mahkamah Etik Pegawai Unusia menggelar sidang etik terhadap Zainul Maarif. Sidang memutuskan yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran etik. Atas keputusan itu, Zainul Maarif menyampaikan surat pengunduran diri dari Unusia.
“Menyatakan mundur sebagai pegawai Unusia. Pernyataan mundur ini disampaikan secara tertulis oleh yang bersangkutan pada tanggal 19 Juli 2024,” kata Kabiro Humas Unusia Dwi Putri dalam keterangannya, Sabtu (20/7).
Zainul Maarif turut meminta maaf kepada NU serta masyarakat Indonesia lantaran telah bertemu Herzog.
Ia menjelaskan kunjungannya bertemu Presiden Israel sebagai inisiatif pribadi dan tak berkaitan dengan organisasi NU.
“Kepada masyarakat Indonesia, wabil khusus umat Islam, wabil khusus lagi kepada Nahdatul Ulama, organisasi di mana saya berada, atas apa yang ketidaknyamanan yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan kunjungan saya ke Palestina dan Israel,” kata Zainul.
Ia menjelaskan kunjungan ke Israel dan Palestina sebagai bagian dari kegiatan dialog lintas iman sekaligus untuk penelitian lapangan, dan mengklaim sedang melakukan penelitian tentang kehidupan orang Islam di Israel.
Ia pun mengatakan peserta yang ikut program ini ada yang beragama kristen, katolik, Yahudi dan Islam.
“Bagaimana kehidupan Muslim di sana? Kalau kehidupan Muslim di Gaza kita sudah tahu. Nah, kalau di Israel seperti apa? Semacam itu. Kemudian selebihnya, karena saya juga terlibat tentang dialog lintas iman, saya ngajar juga tentang kajian lintas agama, semacam itu. Ya, kalau pun ke sana, selain penelitian itu, mohon pertemukan dengan yang relate dengan saya, yaitu, tokoh-tokoh agama,” tutur Zainul.
(ryn/rds)
[Gambas:Video Suara-News]