Adang mengatakan pendekatan persuasif dapat meredam emosi mahasiswa dan mencegah terjadinya kejadian serupa.
“Dengan komunikasi yang baik, kita bisa membangun simpati dan kepercayaan dari para mahasiswa terhadap pelayanan Kepolisian,” katanya.
Dalam aksi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mahasiswa melakukan perusakan sejumlah fasilitas ruangan sidang paripurna DPRD Majene, setelah diduga diprovokasi. Sehingga polisi pun mengusut kejadian tersebut.
“Iya masih kita identifikasi dari rekaman yang beredar,” kata Kapolres Majene, AKBP Toni Sugadri kepada Suara-News, Jumat (23/8).
(mir/fra)
[Gambas:Video Suara-News]