Jakarta, Suara-News — Dalam sepekan terakhir, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dua kali menggelar pertemuan secara khusus dengan Presiden terpilih RI untuk periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
Pertemuan pertama berlangsung di Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (8/10) sekalian makan malam bersama. Jokowi mengungkapkan membicarakan banyak hal hingga 2,5 jam lamanya. Namun, keduanya tidak detail membicarakan topik yang dibahas.
Pertemuan kedua terjadi di Solo kemarin, Minggu (13/10). Prabowo didampingi Wakil Presiden terpilihGibran Rakabuming Raka menyambangi rumah kediaman Jokowi di Solo.
Gibranyang juga anak sulung Jokowimengaku pertemuan itu hanya makan siang saja. Sementara elite Gerindra mengatakan pertemuan itu dalam kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Pun tak begitu banyak yang dibeberkan Prabowo ke publik, termasuk dalam unggahan foto momen tersebut di media sosialnya kemarin.
“Kami bincang-bincang ringan, menikmati santap siang penuh keakraban,” tulis Prabowo pada keterangan gambar atau caption foto momen tersebut.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengungkapkan pertemuan di Solo tersebut banyak membicarakan soal kebersamaan dan keberlanjutan.
“Silaturahmi kebersamaan dan keberlanjutan, itu tema utamanya. Benar (pertemuan) di kediaman pribadi pak Jokowi di Sumberan,” kata Pratikno saat dikonfirmasi.
Lantas, bagaimana pandangan pengamat politik terhadap dua pertemuan Prabowo dan Jokowi tersebut?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah meyakini ada tujuan tertentu yang hendak dipastikan Jokowi terhadap Prabowo yang akan dilantik menjadi presiden 20 Oktober mendatang.
“Intensitas pertemuan Jokowi menunjukkan ada hasrat kepentingan Jokowi terhadap struktur pemerintahan ke depan,” ujar Dedi menjawab pertanyaan Suara-News via pesan tertulis, Minggu (13/10) malam.
Terlebih lagi, kata Dedi, terdapat dua situasi yang sejatinya mengiringi pertemuan tersebut.
Pertama mengenai wacana pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Dedi, wacana pertemuan tokoh politik tersebut terkesan tidak direstui Jokowi. Sebab, bukan tidak mungkin kepentingan PDIP yang akan dibawa ke pemerintahan Prabowo dan potensial merugikan atau bahkan mengancam pengaruh Jokowi.
Kedua, masih ramai persoalan ‘Fufufafa’ yang diduga kuat adalah akun Kaskus milik Gibran. Meskipun Gibran sempat membantah dugaan tersebut, namun jejak-jejak digital yang ditemukan ‘detektif netizen’ justru mengindikasikan sebaliknya.