“Kita akan memberikan bantuan berupa pelatihan dan alat-alat pendukung, bukan dalam bentuk uang tunai. Ini agar bantuan tersebut lebih berkelanjutan dan tidak hanya berakhir pada kebutuhan konsumtif,” tegasnya.
Risma menilai, dengan memberikan akses terhadap peralatan produksi dan pelatihan yang tepat, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang ada. Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi masyarakat dalam mengolah produk menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi masalah kemiskinan di Jatim.
“Kita ingin menumbuhkan optimisme bahwa kemiskinan di Jatim bisa diatasi dengan inovasi dan dukungan konkret dari pemerintah. Ini adalah upaya bersama yang memerlukan keterlibatan aktif dari berbagai pihak,” jelasnya.
Risma bercerita, gagasan kewirausahaan sosial ini dirumuskan berdasarkan pengalamannya selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Selama dua periode memimpin Surabaya ia berhasil mengurangi angka kemiskinan melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Saat di Surabaya, kami serius menangani kemiskinan. Kami pantau dan bantu agar warga dapat mandiri. Saya ingin melakukan hal serupa di seluruh Jawa Timur, agar semua masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, merasakan dampak positif dari program ini,” ujarnya.
Atas dasar itu, Risma ingin masyarakat Jatim memiliki kemampuan untuk bertahan dan berkembang, meski menghadapi berbagai tantangan. “Pemerintah akan terus hadir memberikan dukungan agar setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf hidupnya,”pungkasnya.
(ory/ory)